Hari ini bermain bersama ashari panji menonton dirinya memukul drum untuk band noise kesayangan Aneka Digital Safari. Sampe- sampe di Gedung Indonesia menggugat ternyata si ashari masih soundcheck.ckckck. aku heran mengapa band noise butuh soundcheck? Apakah karena ADS sekarang sudah jadi discipline noise yang taat pada plot. Haaa apeu ah, sok ngerti. Sshhh. Bukan! Bukan ADS yang akan menjadi pusat perhatian, masih banyak band- band lain yang tampil di acara ini, yang paling menarik perhatian diantaranya adalah Zoo, band dari Jogja yang menari jaipong(atau kecak?) sambil menabung drum kencang-kencang. Haha, kalau ashari kira acara ini akan dibubarkan warga karena ADS terlalu kencang tentu salah, mengingat apabila “ADS terlalu kencang maka anda yang terlalu tua”. Karena memang Zoo ini juga keren. Dengan semua personilnya yang penuh tattoo (whooowhoo) ahahha, bertelanjang dada berkeringat. Eeaaaa.
Sudahlah, bukan Zoo juga yang mau ditayangkan dalam ulasan kali ini, tapi sebelum ke bintang tamu utama. Bahas proletar dulu ah dikit. Jadi waktu proletar, band dari Jakarta ini mau main, ada bapak- bapak perwakilan warga yang udah stay tune terus deket mixer nunjuk-nunjuk jam ke haikal dan manuk berteriak-teriak “overtime-overtime!” buset dah, kaya main game cooking mama ada overtime segala. Ooo memang karena si panitia berjanji acara beres jam 10 dan setelah ditambah setengah jam tetap saja, anda hidup di indonessyiiiaa, waktu sudah menunjukkan 10:45 sementara proletar belum main, dan masih ada DJ Urine, si DJ from Frangshe..alias France. Yah, berharaplah si bapak bersabar, tapi apakah sugesti ataukah alam bawah sadar (yee sama). Proletar terasa bermain terburu- buru. Hmmm berharap- harap cemas, ternyata si DJ urine tetap nampil dong..jauh gitu loh.
Dan inilah dia, Sebastian (Sebastian apa ya nama asli si aka DJ Urine ini, hmmm bukan Sebastian gunawan pastinya) keluar dari pemukimannya di backstage sayap kiri panggung. Dengan penampakan yang cool dan ogah bicara, karena ditanya hanya dijawab pendek-pendek dan gak mau jelasin apa-apa (gataunya jangan2 ni orang ga bisa bahasa inggris lagi, ahahhaha klop sama MC yang Cuma ngerti common sava sebagai pengantarnya). DJ Urine ini, tadinya aku kira bawa turntable dj. Tapi ternyata salah! Haha, abis pas di backstage kaya yang sibuk sama vinyl2nya, ternyata vinylnya emang diputer di pemuter vinyl, dan bersenandunglah satu nomor cantik lawas dari penyanyi indonesyiiaa entah siapa itu.
Tak lama kemudian doi memakai stocking menutupi mukanya, dan menelan mic selamanya. Mulai aneh. Memang aku tidak se-avant garde dia (secara doi perancis, pasti avant garde standar “love me if you dare”) tapi aku sungguh tidak mengerti apa yang sedang dimainkannya. Benar saja ternyata doi pabelit kabel, jadi suara yang keluar putus2 cd bajakan. Nice. Sorry guys katanya.
Nah, setelah dia menampilkan penampilan yang pada koridornya ternyata tetap tidak pada koridornya,ahahhaha. Entahapahapah saja dibuat orang itu. Poko’nya lebih aneh dari Multinarasi Analog yang ancur-ancurin tv orang.
Tapi tentu saja kita menikmati penampilannya sebagai berikut :)
Sudahlah, bukan Zoo juga yang mau ditayangkan dalam ulasan kali ini, tapi sebelum ke bintang tamu utama. Bahas proletar dulu ah dikit. Jadi waktu proletar, band dari Jakarta ini mau main, ada bapak- bapak perwakilan warga yang udah stay tune terus deket mixer nunjuk-nunjuk jam ke haikal dan manuk berteriak-teriak “overtime-overtime!” buset dah, kaya main game cooking mama ada overtime segala. Ooo memang karena si panitia berjanji acara beres jam 10 dan setelah ditambah setengah jam tetap saja, anda hidup di indonessyiiiaa, waktu sudah menunjukkan 10:45 sementara proletar belum main, dan masih ada DJ Urine, si DJ from Frangshe..alias France. Yah, berharaplah si bapak bersabar, tapi apakah sugesti ataukah alam bawah sadar (yee sama). Proletar terasa bermain terburu- buru. Hmmm berharap- harap cemas, ternyata si DJ urine tetap nampil dong..jauh gitu loh.
Dan inilah dia, Sebastian (Sebastian apa ya nama asli si aka DJ Urine ini, hmmm bukan Sebastian gunawan pastinya) keluar dari pemukimannya di backstage sayap kiri panggung. Dengan penampakan yang cool dan ogah bicara, karena ditanya hanya dijawab pendek-pendek dan gak mau jelasin apa-apa (gataunya jangan2 ni orang ga bisa bahasa inggris lagi, ahahhaha klop sama MC yang Cuma ngerti common sava sebagai pengantarnya). DJ Urine ini, tadinya aku kira bawa turntable dj. Tapi ternyata salah! Haha, abis pas di backstage kaya yang sibuk sama vinyl2nya, ternyata vinylnya emang diputer di pemuter vinyl, dan bersenandunglah satu nomor cantik lawas dari penyanyi indonesyiiaa entah siapa itu.
Tak lama kemudian doi memakai stocking menutupi mukanya, dan menelan mic selamanya. Mulai aneh. Memang aku tidak se-avant garde dia (secara doi perancis, pasti avant garde standar “love me if you dare”) tapi aku sungguh tidak mengerti apa yang sedang dimainkannya. Benar saja ternyata doi pabelit kabel, jadi suara yang keluar putus2 cd bajakan. Nice. Sorry guys katanya.
Nah, setelah dia menampilkan penampilan yang pada koridornya ternyata tetap tidak pada koridornya,ahahhaha. Entahapahapah saja dibuat orang itu. Poko’nya lebih aneh dari Multinarasi Analog yang ancur-ancurin tv orang.
Tapi tentu saja kita menikmati penampilannya sebagai berikut :)
No comments:
Post a Comment